Subcribe to our Newsletters

Kamis, 02 Juni 2011

Mari Dukung ODHA!

Jumlah penderita HIV/AIDS di  seluruh kabupaten/kota di Indonesia pada 2010 diperkirakan mencapai 93 ribu sampai 130 ribu orang. Bahkan menurut "National Trainer Care, Support and Treatment IMAI-HIV/AIDS", dr Ronald Jonathan MSc, pada seminar dua hari "Global Diseases 2nd Continuing Professional Development" di  Bandarlampung, Sabtu dan Minggu, angka itu diperoleh berdasarkan perkiraan pengaduan penderita terinfeksi HIV/AIDS ke sejumlah rumah sakit, yang berjumlah tidak lebih dari sepersepuluh korban terinfeksi keseluruhan. “ Jumlah kasus terinfeksi HIV/AIDS hingga 2010 akan mencapai antara 93 ribu hingga 130 ribu kasus, dan prinsip fenomena gunung es yang berlaku mengatakan, jumlah penderita HIV/AIDS yang tampak hanyalah 5-10 persen dari jumlah keseluruhan," katanya.

Sementara itu, dia menambahkan, jumlah penderita HIV/AIDS di seluruh Indonesia sejak 1980-an hingga September 2009 yang terdata oleh Departemen Kesehatan mencapai 18.442 penderita, dengan perbandingan jumlah penderita laki-laki dan perempuan sebesar tiga berbanding satu. " Sudah ada pergeseran pola penyebaran, kini penyeberan terbesar terjadi lewat hubungan seks, bukan lagi penggunaan jarum suntik," ujarnya.

Dia menerangkan, hampir 50 persen dari penyebaran virus HIV/AIDS terjadi melalui hubungan seksual,dan melalui jarum suntik (pada pengguna narkoba) mencapai 40,7 persen berdasarkan riset terhadap jumlah total penderita. Sementara itu, penyebaran virus HIV/AIDS pada gay, waria dan transgender hanya mencapai 3-4 persen dari jumlah total penderita.

Penderita HIV/AIDS atau yang biasa dikenal dengan sebutan ODHA(Orang Dengan HIV/AIDS), sudah jatuh tertimpa tangga pula. Sudah terkena penyakit, mereka masih harus mengalami dampak lain yang menyerang psikologis. Banyak masyarakat yang secara sepihak men-judge bahwa para ODHA pasti adalah mereka yang memiliki gaya hidup negatif, sehingga bisa tertular HIV/AIDS. Akibatnya, banyak ODHA yang dikucilkan dan dijauhi oleh masyarakat. Keadaan dan kondisi ini yang membuat mereka semakin tertekan dan terhimpit.
<!-- more -->
Para ODHA justru sebenarnya membutuhkan banyak dukungan untuk membantu kesembuhan mereka. Namun dengan adanya kondisi masyarakat yang cenderung menolak ODHA sebagai bagian dari masyarakat, mereka menjadi semakin terpuruk. Oleh karena itu, seharusnya pemikiran masyarakat-lah yang diluruskan. Masyarakat harus diberi pengertian dan pengetahuan agar mereka memahami bahwa tidak hanya orang yang bergaya hidup negatif yang bisa terkena HIV/AIDS.

HIV ditularkan melalui kontak langsung dengan darah atau cairan tubuh dari seseorang yang telah terinfeksi dengan virus HIV. Ada banyak kasus di mana ODHA tertular HIV karena transfusi darah di mana darah yang masuk ke tubuhnya ternyata mengandung HIV. Ada juga kasus-kasus di mana para istri tertular HIV dari suaminya yang ternyata berhubungan seks dengan PSK yang mengidap HIV. Dan tidak jarang pula para istri dengan kondisi demikian kemudian tanpa sengaja menularkan HIV pada anak yang ada di kandungannya. Kasus-kasus seperti ini bisa menimpa setiap orang. Jika ditanya, tentu tidak ada satupun ODHA yang mau membawa penyakit yang bahkan sampai hari ini belum ditemukan obat penyembuhnya.

Kita mungkin tidak bisa membantu ODHA dengan membuat obat untuk menghilangkan HIV/AIDS yang diderita mereka. Tapi kita bisa menolong mereka dengan dukungan. Banyak cara sederhana yang bisa kita lakukan, misalnya jika ada tetangga kita yang menderita HIV/AIDS, jangan jauhi dia. Sapalah mereka dengan hangat. Sesekali berkunjunglah ke rumah mereka. Mungkin hal-hal ini terlihat sepele, tapi justru dari hal-hal sederhana kita bisa menunjukkan dukungan kita. Yang lebih penting, jangan memandang ODHA sebagai orang yang lebih rendah dari kita. Tidak ada manusia yang sempurna di dunia ini. Justru karena ketidaksempurnaan itu, sudah selayaknya kita sesama manusia harus saling melengkapi dan mendukung. Menderita penyakit HIV/AIDS bukanlah akhir dari segala-galanya. ODHA berhak untuk hidup dengan layak, untuk diterima, dan diperlakukan sama seperti orang lain yang tidak menderita HIV/AIDS. Mereka berhak punya masa depan yang indah. Sikap kita terhadap ODHA dapat mempengaruhi masa depan mereka. Bayangkan saja jika semua orang menjauhi dan mengucilkan ODHA, mereka pasti merasa sangat tidak nyaman. Manusia adalah makhluk sosial yang butuh orang lain. ODHA pun demikian. Mereka butuh orang-orang yang mau menerima mereka apa adanya tanpa ada prasangka yang buruk. Oleh karena itu, mari kita dukung ODHA. Mari kita bersama-sama menciptakan dunia yang lebih baik bagi ODHA.
Sumber:

Tidak ada komentar: